Kenali Gejala Sariawan Berbahaya Sebelum Terlambat

Kedokterangigi.umsida.ac.id – Sariawan sering kali dianggap sebagai masalah ringan yang bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan medis.

Luka kecil di dalam mulut ini biasanya disebabkan oleh hal-hal sederhana seperti tergigit saat makan, menyikat gigi terlalu keras, atau kekurangan vitamin, terutama vitamin C dan B12. Dalam banyak kasus, sariawan memang tidak berbahaya dan akan pulih dalam waktu 7 hingga 14 hari hanya dengan menjaga kebersihan mulut dan memperbaiki asupan nutrisi.

Tanda Sariawan Berbahaya

Sumber: Pinterest

Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua sariawan bisa disamakan. Bila luka di rongga mulut tidak sembuh dalam waktu lebih dari dua minggu, maka itu merupakan tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Gejala lain seperti luka yang membesar, berubah warna, terasa keras, berdarah tanpa sebab, atau disertai benjolan di area sekitarnya harus menjadi alarm untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Bahkan, jika luka tidak terasa nyeri namun tidak kunjung sembuh, itu bisa menjadi tanda bahwa luka tersebut bukan sariawan biasa, melainkan awal dari penyakit serius seperti kanker rongga mulut.

Deteksi dini menjadi kunci dalam mencegah kondisi serius berkembang lebih lanjut. Kesadaran akan pentingnya memeriksakan sariawan yang menetap merupakan langkah awal yang sangat krusial dalam menjaga kesehatan rongga mulut secara menyeluruh.

Baca Juga:  Gelar Pemeriksaan Gigi Bumil, FKG Umsida Edukasi 22 Ibu untuk Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Dari Luka Biasa Menuju Penyakit Ganas

Sumber: Pinterest

Sariawan yang berubah menjadi luka menetap dan menunjukkan tanda-tanda mencurigakan bisa menjadi gejala awal dari kanker rongga mulut. Penyakit ini kerap muncul pada area lidah, dasar mulut, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, dan gusi. Tidak sedikit pasien kanker mulut yang awalnya hanya mengalami luka ringan namun tidak menyadari bahwa luka tersebut terus berkembang menjadi lebih serius karena dianggap sepele.

Gejala kanker mulut biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri pada awalnya, sehingga sering terabaikan. Seiring waktu, penderita bisa mengalami kesulitan menelan, gangguan berbicara, hingga nyeri yang menjalar ke rahang atau telinga. Ketika gejala tersebut muncul dalam stadium lanjut, proses pengobatan akan menjadi lebih kompleks dan berisiko.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan kanker mulut juga cukup beragam. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol adalah dua pemicu utama yang bila dikombinasikan, dapat meningkatkan risiko kanker hingga 30 kali lipat. Paparan sinar matahari langsung pada bibir, terutama pada orang yang sering bekerja di luar ruangan, juga dapat memicu perubahan sel yang bersifat ganas. Selain itu, infeksi virus HPV (Human Papillomavirus), gigi palsu yang tidak pas, gigi yang tajam, dan kebersihan mulut yang buruk adalah faktor-faktor lain yang tidak boleh diabaikan.

Individu dengan daya tahan tubuh rendah, seperti penderita HIV/AIDS atau pasien pasca transplantasi organ, juga memiliki risiko lebih besar terhadap infeksi kronis di rongga mulut yang bisa berujung pada pertumbuhan sel abnormal.

Cek Juga: Jangan Sepelekan Kuman Gigi yang Bisa Mengancam Kesehatan Tubuh

Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Kanker Mulut
Sumber; Pinterest

Mengingat potensi bahaya dari sariawan yang tak kunjung sembuh, artikel ini mengajak masyarakat untuk mulai menerapkan pola hidup sehat dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Pemeriksaan setidaknya dua kali dalam setahun sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi terhadap kanker rongga mulut. Melalui pemeriksaan rutin, kondisi mencurigakan di rongga mulut dapat segera dideteksi dan ditangani lebih awal sebelum berkembang lebih parah.

Gaya hidup sehat juga menjadi pondasi penting dalam pencegahan. Menghindari rokok dan alkohol, menjaga pola makan sehat dengan konsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan, serta menjaga kebersihan rongga mulut secara menyeluruh adalah langkah-langkah sederhana yang sangat berdampak. Menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan berkumur dengan antiseptik bisa mencegah iritasi atau infeksi yang memicu timbulnya sariawan.

Cek Selengkapnya: Rahasia Aman dan Efektif Tren Estetika Gigi Veneer dan Bleaching

Dokter gigi menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh menyepelekan luka kecil di mulut. Jika sariawan tidak sembuh dalam dua minggu dan disertai perubahan pada jaringan mulut seperti benjolan, mati rasa, atau perubahan warna, maka perlu segera dilakukan pemeriksaan ke dokter. Tindakan cepat dan tepat bisa menyelamatkan nyawa.

Melalui edukasi yang diberikan dokter gigi berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya mendeteksi gejala kanker mulut sedini mungkin. Jangan tunggu parah, waspadai sejak dini karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Penulis: Nasya Avrilia H

Editor: Elfira Armilia